Kasih buku, minta siswa mencatat sampai akhir pelajaran bukanlah metode mengajar yang baik

Sehubungan dengan judul di atas, fenoma menarik yang banyak terjadi di sekolah saat ini adalah meminta siswa mencatat dari awal pelajaran sampai dengan akhir pelajaran berdasarkan buku sumber yang diberikan oleh guru. Inilah cara guru yang salah, karena siswa pada prinsipnya butuh pemahaman dan pendalaman materi bukan menyalin sesuatu untuk dipelajari.

Jika ada guru yang selalu memberi catatan kepada siswa tanpa menjelaskan semua yang dicatat oleh siswa maka kompetensi guru dimaksud perlu dipertanyakan. Catatan memang sangat diperlukan oleh siswa, namun kalau hanya berupa catatan yang diberikan akan berdampak pada tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.

Catatan sangat penting bagi siswa, catatan merupakan rekaman yang berisi ilmu pengetahuan yang harus dikuasai oleh siswa. Catatan harus berupa poin-poin penting yang merupakan ringkasan semua materi yang diberikan. 

Berdasarkan catatan tersebut, ringkasan materi diuraikan dan dideskripsikan oleh guru, guru harus menjelaskan ringkasan tersebut sehingga menjadi luas. Hal ini dapat membuka wawasan siswa secara benar dan terukur, mengarahkan pola pikir siswa mencapai tujuan yang diharapkan. Akan berbeda jika siswa sendiri yang menguraikannya, kemungkinan kesalahan arti dan makna sangat terbuka lebar sebagai dampak dari keterbatasan pengetahuan dan wawasan siswa termasuk sumber belajar yang dimiliki.
Oleh karena itu, guru harus menghindari metode pemberian catatan secara berlebihan atau catatan-catatan yang diberikan tidak pernah dijalaskan kepada siswa. Jangan sampai, kemalasan kita (guru) dalam menjelaskan dan menguraikan materi yang diberikan menghancurkan masa depan anak didik kita, mereka butuh bimbingan, mereka butuh pendidikan, mereka butuh konseling dari para guru, mereka butuh ilmu pengetahuan yang dipahami dan dimengerti, sehingga mereka sangat mengharapkan sesuatu yang lebih dari para guru bukan sesuatu yang malah membingungkan apalagi mengantarkan mereka pada pemahaman dan pengertian yang salah terkait ilmu pengetahuan yang mereka peroleh selama menempuh pendidikan disekolah.