Metakognisi

Kesadaran kita untuk tahu bahwa kita belum benar-benar memahami dan menguasai suatu materi akan mempengaruhi bagaimana perilaku belajar. Hal tersebut berbeda dengan mereka yang tidak menyadari akan kemampuan atau kelemahannya. Kemampuan seperti ini disebut dengan metakognisi. Secara sederhana dapat dideskripsikan sebagai pengetahuan akan pengetahuan yang kita miliki sendiri. Atau lebih jelasnya adalah kemampuan untuk mengetahui dan mengontrol upaya atau proses kognitif yang kita alami.

Sebagai contoh proses metakognisi, seorang siswa yang mendengarkan penjelasan dari ahli yang diwawancarainya mencatat secara cepat semua penjelasan sang ahli. Hal tersebut dilakukan karena ia sadar bahwa tanpa catatan tersebut maka semua wawancara itu akan banyak terlupakan. Contoh lain adalah siswa yang mendengarkan penjelasan guru tanpa mencatat, padahal teman-temannya mencatat. Ternyata itu dilakukannya karena kesadarannya bahwa ia tidak mampu memahami sambil mencatat. Akibatnya ia memilih mendengarkan saja, untuk kemudian setelah pelajaran selesai ia meminjam buku catatan dari temannya.

Banyak temuan penelitian yang menyebutkan bahwa anak-anak yang memiliki kemampuan metakognitif yang tinggi ternyata cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang kemampuan metakognitifnya rendah. 


Eggen dan Kauchak (2010) menjelaskan bahwa ada empat alasan ilmiah mengapa metakognisi dapat mempengaruhi keberhasilan belajar.
  1. Anak-anak yang menyadari pentingnya perhatian (atensi) dalam belajar akan menyeting lingkungan belajarnya agar lebih efektif.
  2. Anak-anak yang menyadari bahwa ada kemungkinan untuk terjadinya miskonsepsi akan melakukan tanya jawab dengan orang-orang yang lebih paham untuk mengecek pemahamannya.
  3. Metakognisi membantu untuk mengatur laju informasi yang memasuki memori kerja.
  4. Metakognisi dapat meningkatkan kebermaknaan belajar. Biasanya anak-anak yang kemampuan metakognitifnya tinggi akan selalu mencari keterkaitan antara yang dipelajarinya dengan pelajaran lain dan juga kehidupan sehari-harinya. Seperti untuk apa saya belajar ini?
Metakognisi menjadi salah satu aspek penting dalam keberhasilan belajar. Guru dapat melakukan berbagai tindakan dan strategi untuk memunculkan dan meningkatkan kemampuan metakognitif siswa. namun sayangnya masih banyak guru yang belum menyadari dan melakukannya.


Referensi:
Eggen, Paul. Kauchak, Don. 2010. Educational Psychology, Windows on Classroom. Edisi ke-8, Upper Saddle River: Merrill