Tiga Pendekatan dalam Mengajar
Tugas utama guru adalah membuat siswa belajar dan mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Ilmu pendidikan dan keguruan telah demikian berkembang sehingga berbagai teori mengenai bagaimana cara mengajar yang baik telah bermunculan. Masing-masing metode mengajar yang diciptakan tersebut tentu memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing.
Guru harus memiliki pemahaman dan penguasaan akan teori-teori pengajaran yang efektif. Kegagalan suatu metode seringkali bukan karena metode mengajar itu sendiri, melainkan karena kesalahan guru menyesuaikan metode yang dipilih dengan kondisi siswa dan materi pembelajaran. Atau dapat juga karena penguasaan guru terhadap metode tersebut masih belum benar-benar memadai.
Setiap pendekatan dan metode mengajar memiliki keunggulan dan kelemahan
Agar lebih sederhana dan mudah untuk dipahami, sebenarnya dari sekian banyak metode pembelajaran yang telah dikembangkan oleh ahli pendidikan dan pengajaran, Fenstermacher dan Soltis (2004) menggolongkannya menjadi tiga pendekatan. Ketiga pendekatan ini ditinjau dari peran guru dalam pembelajaran.
- Guru manajer/eksekutif. Dalam pendekatan ini guru telah merencanakan pembelajaran dengan menggunakan teknik-teknik dan keterampilan mengajar yang terbaik. Guru dituntut untuk menjadi seorang manajer yang dapat mengatur kelas secara efektif sehingga siswa dapat belajar dan mencapai tujuan pembelajaran. Materi dan media pembelajaran juga telah disiapkan dengan baik.
- Guru fasilitator. Dalam pendekatan ini guru lebih fokus pada kondisi awal siswa dan melakukan penyesuaian yang terbaik agar mereka dapat belajar. Guru pada pendekatan ini biasanya memiliki sikap empatik dan komunikatif secara personal dengan siswa. Ia dapat membangun rasa saling percaya dengan mereka. Selain itu siswa juga diberi kesempatan untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
- Guru liberasionis. Pada pendekatan ini seorang guru memiliki kemampuan yang tinggi untuk membuka pikiran siswa sehingga secara bertahap mereka akan menjadi pelajar mandiri. Proses pembelajaran pada pendekatan ini benar-benar diarahkan pada kondisi dan kebutuhan hidup siswa. Belajar diharapkan benar-benar lahir dari kesadaran dan kemerdekaan berpikir mereka.
Perkembangan ilmu di bidang pendidikan tampaknya semakin mengarah pada keterpaduan yang lebih fleksibel. Tujuannya adalah untuk menutupi celah-celah yang pasti dimiliki oleh setiap pendekatan, metode atau model pembelajaran yang ada.
Referensi:
Fenstermacher, Gary D., Soltis, Jonas S. (2004). Approaches to Teaching. Edisi Keempat. New York: Teachers College Press.