Pentingnya melatih “kebiasaan berinisiatif” siswa dalam proses pembelajaran agar berjiwa berani, mandiri, dan bertanggung jawab

Siswa pada umumnya merasa berat melakukan sesuatu yang diperintahkan, tidak berani tampil di depan kelas atau membawa dirinya mewakili teman-temannya menyampaikan hasil pekerjaannya. Mereka takut salah, takut ditertawakan, dan merasa grogi didepan kelas terutama apabila diperhatikan oleh guru.

Masalah ini sudah menjadi masalah umum yang dialami oleh siswa, masalah yang selalu menghantui siswa ketika diminta tampil di depan kelas guna menyampaikan hasil pekerjaannya, hasil pemikirannya, atau sekedar menyampaikan ide, gagasan, saran atau pendapat.

Disinilah letak pentingnya melatih kebiasaan siswa untuk berinisiatif, kebiasaan yang akan membuat siswa berani melakukan sesuatu yang mereka takuti, kebiasaan yang dapat mendorong siswa untuk melakukan langkah menerobos semua masalah dirinya, masalah yang telah membelenggu pemikirannya.

Meminta siswa untuk melakukan sesuatu yang diperintahkan akan membuat diri siswa bergejolak, jiwanya seperti ladang pertempuran antara mau melakukan atau tidak, semua berkecamuk didalam dirinya. Menghadapi situasi ini, guru jangan menyerah hanya karena siswa tidak mau melakukannya tetapi giring siswa untuk bisa mengalahkan semua hambatan yang dihadapinya, bangkitkan semangatnya dengan jalan memotivasinya, bangkitkan jiwanya dan jangan biarkan siswa kalah sebelum memulai atau melakukannya, dorong mereka untuk bergerak maju, menggerakkan tangan, tubuh, pikiran dan jiwanya sehingga mereka mampu merespon setiap instruksi yang diberikan.

Tidak mudah untuk merubah sikap dan prilaku siswa, tidak mudah untuk melatih siswa agar terbiasa berinisiatif, mau melakukan sesuatu atas kemauannya sendiri. Bagi guru ini adalah tugas berat, melelahkan, bahkan membuat guru berpikiran negatif, memandang rendah kemampuan siswa dan pada akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkannya.

Ketahuilah bahwasanya keberhasilan pembelajaran, salah satu faktornya adalah tingginya kemauan siswa berinisiatif, respons terhadap instruksi yang diberikan, mengalami perubahan belajar, dan mau melakukan sesuatu yang terasa berat bagi siswa misalnya melakukan presentasi, menyampaikan pendapat, ide, gagasan, saran termasuk kritis terhadap materi yang diberikan. Olehnya itu, seringkali dalam tulisan saya menyebut “cipta kondisi” karena pada prinsipnya membuat siswa untuk mau melakukan sesuatu atas inisiatifnya sendiri adalah dengan menjebak mereka untuk mau melakukannya tanpa ada pilihan lain dengan jalan membuat skenario khusus yang dikondisikan.

Jika kebiasaan berinisiatif sudah tertanam pada jiwa siswa, telah mewarnai perasaannya, tekadnya dan keyakinannya maka akan tercipta siswa yang mandiri, siswa yang bertanggung jawab dan siswa yang berani melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan tentu saja akan berimbas pada keberhasilan proses pembelajaran.