10 Sebab “kegagalan berpikir” guru

Mengajar tidak selamanya berjalan dengan lancar, kadang mengalami kevakuman, bingung melakukan “apa”, sementara waktu masih banyak tersisa. Memutuskan keluar ruangan lebih cepat bukanlah tindakan bijak sebaliknya tetap berada didalam ruangan tidak menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sebagai guru seharusnya mampu mengatasi masalah ini, karena guru pemegang kunci pembelajaran, guru harus bisa melakukan “cipta kondisi” agar bisa keluar dari kevakuman.

Kevakuman pembelajaran merupakan faktor “kegagalan berpikir” guru, olehnya itu penting untuk diketahui penyebab “kegagalan berpikir”.

1. Minim persiapan
Persiapan sangat penting bagi guru, persiapan akan menentukan jalannya proses pembelajaran. Mulai dari bagaimana membuka pembelajaran, bagaimana strategi pembelajaran, pendekatan, metode dan model yang dipakai, kebutuhan pembelajaran termasuk media dan sumber belajar.

2. Keterbatasan konsep pembelajaran
Konsep menyangkut teori-teori pembelajaran. Banyak menguasai konsep pembelajaran akan memperkaya cara guru dalam mengelola kelas, menciptakan berbagai variasi metode dan model pembelajaran. Sebaliknya, guru akan menghadapi keterbatasaan selama proses pembelajaran, metode pembelajaran lebih banyak menggunakan metode konvensional, metode ini membutuhkan kemampuan guru menguasai lebih banyak materi. 

3. Kurangnya pengendalian diri
Sifat sabar bagi guru wajib dimiliki, menghadapi berbagai karakter, bermacam-macam sikap dan perilaku baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan membutuhkan ketenangan guru. Ketenangan hanya bisa dimiliki jika ada sifat sabar dalam diri guru, sifat sabar merupakan buah dari pengendalian diri. Pengendalian diri kurang dapat membuat guru marah, kemarahan yang tidak dapat dikenalikan berdampak pada “kegagalan berpikir” guru, semua yang telah dipersiapkan sejak awal sirna bersamaan dengan hilangnya energi positif dari dalam diri.

4. Minim referensi yang dikuasai
Referensi materi harus diperkaya karena guru merupakan salah satu sumber belajar bagi siswa. Banyaknya referensi yang dikuasai guru terhadap materi yang diajarkan akan memberi kepuasan bagi siswa bahkan dapat menciptakan rasa kagum siswa terhadap guru. Hal ini dapat mendorong ketertarikan siswa terhadap proses pembelajaran karena selalu ada informasi baru yang diperoleh dari guru. Sebaliknya, guru akan mengalami kebuntuan apabila tidak divariasikan dengan informasi baru yang dibutuhkan siswa. Informasi baru yang relevan dengan materi dapat mengisi sisa waktu sehingga proses pembelajaran terhindar dari kevakuman pembelajaran.

5. Kesalahan memulai pembelajaran
Proses pembelajaran akan berhasil apabila cara memulainya sesuai yang direncanakan, sebaliknya dapat membiaskan materi yang ingin disampaikan melalui proses pembelajaran dimaksud. Guru yang tidak memperhatikan cara memulai pembelajaran akan mengalami kehilangan arah, keluar dari perencanaan akibatnya seringkali guru tidak mampu mendeskripsikan materi lebih dalam, sesuai yang dipahami oleh siswa yang didasarkan pada kemampuan daya serap siswa. Hal ini dapat membuat guru mengalami kebuntuan menyampaikan materi, kebuntuan ini dapat berakibat pada “kegagalan berpikir” guru.

6. Kelalaian terhadap alokasi waktu
Selalu komitmen pada alokasi waktu yang telah direncanakan, terlalu cepat berdampak pada kehabisan materi sebaliknya mengalami keterlambatan materi yang akan berpengaruh pada peta materi berikutnya. Irama mengajar harus selalu menyesuaikan diri dengan waktu, jika waktu yang disediakan 15 menit untuk satu item tindakan maka tepati waktu tersebut, jangan sampai tiap-tiap tindakan diselesaikan lebih awal dari waktu yang disediakan.

7. Situasi ruang belajar
Situasi ruang belajar harus benar-benar kondusif terutama jam pelajaran menjelang siang hari. Gangguan dari luar kelas juga akan berpengaruh pada situasi dalam kelas. Perubahan yang terlalu ekstrim yang terjadi diluar kendali guru dapat memicu emosi guru, hal ini akan menurunkan fokus guru terhadap proses pembelajaran. Dampaknya tentu saja akan berimbas pada menurunnya fungsi otak guru, jika terlalu berlebihan maka akan menimbulkan “kegagalan berpikir” guru.

8. Respon siswa
Salah satu faktor keberhasilan pembelajaran adalah respon siswa. Bagaimana tingkat penerimaan siswa terhadap materi pelajaran, bagaimana kemampuan siswa memahami dan menganalisis setiap informasi yang diberikan. Butuh banyak skenario atau cara yang mesti dilakukan oleh guru untuk menghadapi beragamnya tingkat daya serap siswa. Guru yang akan mengalami “kegagalan berpikir” pada kondisi ini apabila tidak mampu memvariasikan berbagai konsep pembelajaran, metode dan model pembelajaran.

9. Kurang inisiatif
Apa tindakan selanjutnya? Itu yang harus dijawab oleh guru setiap menyelesaikan tahapan. Harus sudah ada gambaran bagaimana pembelajaran berjalan, jika semua tahapan telah dilaksanakan maka guru harus melakukan “cipta kondisi”,tentunya harus ada inisiatif dari guru.

10. Terlalu banyak masalah yang dihadapi
Sebelum mengajar, sedapat mungkin masalah-masalah yang dihadapi harus diselesaikan karena akan mengganggu cara berpikir guru, menurunkan konsetrasi guru terhadap materi akibat dari fokus guru terbagi antara masalah yang dihadapi dengan kewajiban menjalankan tugas sebagai guru. Kalaupun tidak selesai, maka guru harus mampu memposisikan dirinya walaupun ini terasa berat dan jarang berhasil karena berhubungan erat dengan psikologi guru.