Ketika Guru akan Mengakhiri Orasi
Akhir orasi atau penutup memiliki fungsi yang tidak dapat diremehkan. Dengan memanfaatkannya secara optimal maka anda dapat memberi pemahaman dan kesan yang baik untuk para audien. Pembuka dan inti orasi yang berjalan sempurna dapat menjadi rusak jika anda tidak menutupnya secara tepat.
Penutup yang baik akan memperkuat kesan orasi
Mengakhiri orasi secara tiba-tiba memberi kerugian tersendiri. Misalnya audien menjadi kurang siap dengan pertanyaan-pertanyaan (misalkan orasi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab) yang sebenarnya dapat membuat acara menjadi lebih interaktif. Selain itu kepastian akan isi orasi juga tidak dapat diperoleh. Karena itu bagi para guru yang akan mengakhiri orasi lebih baik untuk memperhatikan beberapa teknik di bawah ini.
Menggunakan kata-kata yang menandakan bahwa orasi akan berakhir
Dengan adanya sinyal (berupa kata-kata tertentu) akan memberi petunjuk kepada audien bahwa orasi akan segera berakhir. Mereka menjadi lebih siap. Bagi yang belum mengerti atau memiliki respon tertentu akan segera menyiapkan kalimat-kalimat untuk bertanya atau berpendapat. Kata-kata penanda akhir orasi misalnya, "demikian penjelasan dari saya .." atau "akhirnya pada akhir penjelasan ini .." dan lain sebagainya.
Menyimpulkan poin-poin orasi
Setiap audien memiliki konsentrasi yang berbeda dalam menyimak orasi anda. Oleh karena itu penutup yang baik salah satu intinya adalah kesimpulan mengenai poin-poin orasi. Sampaikan dengan singkat, jelas dan benar-benar menjadi inti orasi. Jangan terlalu berlebihan karena justru akan mengurangi kejelasan atau bahkan membingungkan audien (misalnya kesimpulan justru menambahkan informasi baru). Khusus bagi orasi yang dilakukan guru di dalam kelas, alangkah baiknya jika penyimpulan juga mengingutsertakan siswa untuk lebih dulu menyimpulkan sebelum dilakukan oleh guru.
Mengajak Audien untuk Melakukan Sesuatu
Penutup orasi juga sebaiknya dapat menikdaklanjuti isi orasi. Jika orasi anda lebih bersifat informatif maka ajaklah mereka untuk mengkaji kembali apa yang dibicarakan saat itu, bisa juga melalui tanya jawab langsung. Jika orasi bersifat persuasif maka ajaklah audien untuk mengimplementasikan apa yang anda paparkan. Misalnya pada orasi untuk mencegah lebih parahnya pemanasan global maka di sesi penutup orator perlu untuk mengajak secara kuat melakukan beberapa teknik pencegahan secara individual atau berkelompok.
Mengajak audien melakukan sesuatu terkait isi orasi adalah suatu teknik yang sulit. Jika sekedar mengucapkan tentu mudah. Namun mengucapkan kalimat-kalimat yang menggugah hati mereka untuk melakukan itulah yang sulit. Selain pemilihan kata, gestur yang penuh antusias juga akan mempengaruhi dampak dari ajakan anda.
Kata Penutup Penuh Kesan
Pada fase paling akhir, biasanya orator yang baik akan menutup dengan kata-kata atau kalimat yang dapat memberi kesan yang mendalam bagi audien. Fungsi teknik ini adalah untuk memunculkan kesan positif dan suka pada orasi anda. Selain itu kesan yang mendalam harapannya akan lebih membuat orasi anda lebih lama diingat. Penutup yang berkesan dapat berupa kata-kata bijak, pepatah tradisonal, humor, referensi ilmiah atau bahkan sebuah pertanyaan. Pilihlah kata penutup yang benar-benar sesuai dengan kondisi saat itu. Misalnya ketika anda memberi sambutan untuk para siswa yang akan melakukan suatu lomba ilmiah maka gunakan penutup yang menggugah semangat bertanding secara jujur.
Buku Rujukan:
O'Hair, Dan. Rubenstein, Hannah. Stewart, Rob. A Pocket Guide for Public Speaking. Edisi Tiga. Boston: Bedford